Senin, 19 September 2011

pola kemitraan agribisnis


Konsep dan pola kemitraan agribisnis
Undang-undang  no 9 tahun 1995 yang berbunyi “ kerja sama antar usaha kecil dan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan yang berkelanjutan oleh usaha menengah atau usaha besar dengan memperhatian prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan”. Konsep tersebut di perjelas dengan peraturan pemerintah nomor 44 tahun 1997 yang menerangkan bahwa bentuk kemitraan yang ideal adalah yang saling memperkuat , saling menguntungkan , dan saling mengidupi. Tujuan kemitraan adalah untuk meningkatkan pendapatan, kesinambungan usaha, meningkatkan kualitas sumber ddaya kelompok mitra, peningkatan skala usaha, serta menumbuhkan dan meningkatkan usaha kelompok usaha mandiri.
Brinkerhoff et al ( 1990) megatakan bahwa institusi adalah system. Kemitraan sebagai sebuah system, harus memiliki unsure- unsure sebagai berikut:
1.       Input(sumber daya), yaitu material,uang ,manusia,informasi, dan pengetahuan merupakan hal  yang didapat dari lingkungannya dan akan memiliki kontribusi pada produksi output
2.       Output, seperti produk ddan pelayanan adalah hasil dari suatu kelompok atau organisasi
3.       Teknologi , metode, dan proses dalam transpormasi input menjadi output
4.       Lingkungan yaitu keadaaan disekitar  kelompok mitra dan perusahaan mitra yang dapat mempengaruhi  jalannya kemitraan
5.       Keingian yaitu strategi , tujuan ,rencana dari pengambian keputusan
6.       Perilaku dan proses yaitu pola prilaku , hubungan antar kelompok atau organisasi dalam proses kemitraan
7.       Budaya yaitu  norma , kepercayaan ,dan nilai dalam kelompok mitra
8.       Struktur yaitu hubungan antar individu , kelompok , dan unit yang lebih besar

Hubungan bisnis dalam kemitraan
Beberapa peluang dari bisnis secara kemitraan dapat diperoleh melalui cara seagai berikut :
1.       Kerjasama pemasaran dan penampungan produk usaha secara lebih jelas,pasti dan periodic
2.       Kerja sama dalam bentuk bantuan dana, teknologi, atau sarana lain yang diberikan perusahaan besar
3.       Kerja sama untuk dapat menghindar dari proses persaigan terrhadap produk yang sama antara pengusaha kecil, menengah , atau besar
4.       Kerja sama dengan berbagi tugas antar masing – masing pengusaha sesuai dengan spesialisasi dan tugas masig-masing dalam system bisniis yang berkesinambungan

Peluang pola kemitraan usaha antara pengusaha kecil , menengah, dan besar dapat dijalankan melalui bentuk – bentuk sebagai berikut:
1.       Kontak bisnis. Dalam bentuk ini interaksi dua unit usaha relative pasif tanpa harus ada perjanjian formal yang mengikat dan bebas sanksi hokum. Contoh tukar menukar nformasi pasar,bahan baku dan teknologi
2.       Kontrak bisnis. Dua unit usaha bersifat aktif dan sudah mencirikan adanya hubungan bisnis atau transaksi dagang antar dua mitra usaha.
3.       Kerja sama bisnis. Huubungan bisnis bersifat aktif dan terdapat berbagai penanganan manajemen, baik manajemen pemasaran , keuangan, maupun produksi.contoh join operation bidang pemasaran, join venture bidang keuangan
4.       Keterkaitan bisnis. Pihak bisnis yang terlibat tetap memiliki kebebasan usaha , tetapi bersepakat untuk melakukan engineering subcontract bukan  sub kontrak yang bersifat komersial dalm roses produksi. Percobaan produksi, pelatihan , promosi

Keterkaitan bisnis kemitraan dapat dilakukan dengan pertimbangan- pertimbangan sebagai berikut:
1.       Asa saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan
2.       Sasaran usaha diarahkan pada peningkatan nilai tambah dan meningkatkan sumbangan yang lebiih besar bagi pertumbuhan produksi nasional sesuai pasal 10 UU nomor 5 tahun 1984
3.       Dimensi kemitraan usaha sector industry  yaitu hubungan vertical antara kelompok industry hulu , hilir , dan industry kecil serta hubungan horizontal antara bidang industry dengan bidang lainnya
4.       Berdasarkan kegiatan pembinaan pengusaha kecil oleh pengusaha menengah/besar yang dikenal dengan system kerja sama kemitraan usaha basar-kecil
5.       Pola hubungan bisnis yang berbentuk  subkontrk dapat berupa pembuatan bahan untuk usaha skala besar kepada para pengusaha skala kecil

Berbagai pola kemmitraan agribisnis
Bentuk- bentuk pola kemitraan  antara lain:
1.       Pola kemitraan inti plasma
Pola ini merupakan hubungan antara petani, kelompok tani , atau kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan inti yang bermitra uasha. Perusahaan inti menyediakan lahan , sarana produksi , bimbingan teknis, manajemen, menampung dan mengolah , serta memasarkan hasil produksi. Sementara itu kelompok mitri bertugas memenuhi kebutuhan perusahaan inti sesuai dengan persyeratan yang telah ditentukan.
Keunggulan system inti-plasma
·         Tercipta saling ketergantungan dan saling memperoleh keuntungan
·         Tercipta peningkatan usaha
·         Dapat mendorong perkembangan ekonomi
Kelemahan system inti-plasma
·         Pihak plasma masih kurang memahami hak dan kewajibannya sehingga kesepakatan yang telah ditetapkan berjalan kurang lancer.contoh produk plasma sering tidak dijual ke prusahaan inti.
·         Komitmen perusahan inti masih lemah dalam memenuhi fungsi dan kewajibannya sesuai dengan kesepakatan yang diharapkan plasma.
·         Belum ada kontrak kemitraan yang menjamin hak dan kewajiban komoditas plasma sehingga terkadang perusahaan inti mempermainkan harga komoditas plasma.
Solusi
·         Pemahaman tingkat ekonomi dan skala usaha
·         Kesepakatan atau perjanjian
·         Kemampuan investasi perusahaan inti


2.       Pola kemitraan subkontrak
Keunggulan
Pola subkontrak ditandai dengan adanya kesepakatan tentang kontrak bersama ang mencakup,volume, harga , mutu, dan waktu.
Kelemahan
·         Hubungan subkontrak yang terjalin semakin lama semakin mengisolasi produsen kecil dan mengarah ke monopoli atau monopsoni terutama dalam penyediaan bahan baku serta dalam hal pemasaran
·         Berkurangnya nilai-nilai kemitraan kedua belah piahak
·         Control kualitas produk ketat tapi tidak diimbangi dengan system pembayaran yang tepat
Solusi
·         Asosiasi kelompok mitra yang terdiri dari beberapa usaha kecil perlu dikembangkan
·         Komponen – komponen kemitraan seperti pengembangan SDM, inovasi teknologi,manajemen, dan permodalan harus diperthatikan
·         Menumbuhkan rasa saling percaya antara perusahaan mitra dengan kelompok mitra dan sesame anggota kolompok mitra

3.       Pola kemitraan dagang umum

Keunggulan
Kelompok mitra atau koperasi tani berperansebagai pemasok kebutuhan yang diperlukan perusahaan mitra. Sementara itu perusahaan mitra memasarkan produk mitra ke konsumen. Kondisi tersebut menguntungkan kelompok mitra karena tidak perlu bersusah payah memasarkan hasil produknya sampai ke tangan konsumen
Kelemahan
·         Dalam praktiknya , harga dan volume produknya sering ditentukan sepihak oleh pengusaha mitra sehingga merugikan pihak kelompok mitra
·         System perdagangan sering kali ditemukan berubah menjadi bentuk konsiyansi.
Solusi
Perlunya peningkatan komitmen perusahaan besar untuk menerapkan prinsip-prinsip bermitra usaha
Mengembangkan asosiasi kelompok mitra, contoh gapoktan

4.        pola kemitraan keagenan
keunggulan
pola ini memungkinkan dilaksanakan oleh para pengusaha kecil ang urang kuat modalnya karena biasanya menggunakan system mirip konsinyasi
kelemahan
·         Usah kecil mitra menetapkan harga produk secara sepihak sehingga harga menjad tinggi di tingkat konsumen
·         Usaha kecil sering memasarkan produk dari beberapa mitra usaha saja sehingga kurang mampu membaca segmen pasar dan tidak memenuhi target
Solusi
Perlunya peningkatan profesionalisme, kepiawaian dalam mencari pelangganserta memberikan pelayanan yang memuaskan kepada konsumen

5.       pola kemitraan kerja sama operasional agribisnis (KOA)
keungulan pola koa ini sama dengan keunggulan system inti-plasma. Pola ini banyak ditemukan pada masyarakat pedesaan antara usaha kecil di desa dengan usaha rumah tangga dalam bentuk bagi hasil
kelemahan
·         pengambilan untung olaeh perusahaan mitra yang menangani aspek pemasaran dan pengolaan produk terlalu besar sehingga dirasakan kurang adil oleh kelompok usaha kecil mitranya
·         perusahaan mitra cenderung monopsoni sehingga memperkecil keuntungan yang diperoleh perusahaan kecil mitranya
·         belum ada pihak ketiga yang berperan efektif dalam memecahkan permasalahan diatas
solusi
penyelesaian humanistis dan kekeluargaan

strategi pengembangan kemitraan  agribisnis masa depan
dampak positif
1.       adanya keterpaduaan dalam system pembinaan yang saling mengisi antara materi pembinaan dengan kebutuhan riil petani. Kondisi pembinaan yang yang dapat menimbulkan dampak positif seperti.
·         Kepastian pemasaran
·         Komoditas yang bernilai tinggi
·         Budidaya yang berpedoman pada dasar ketepatan waktu, kontinuitas, volume, dan mutu serta ketepatan ukuran, warna dan rasa
·         Kerja sama yang serasi antara pelaku agribisnis hulu dan hilir
·         Pegembagan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan riil
2.       Adanya kejelasan aturan dan kesepakatan  sehingga menumbuhkan kepercayaan dalam hubungan kemitraan bisnis yang aada
3.       Adanya keterkaitan antar pelaku dalam system agribisnis (hulu-hilir) yang mempunyaii komitmen terhadap kesinambungan bisnis
Dalam keadaan bisnis yag bekesinambungan kedua belah pihak mmengalami beberapa hal-hal positif antara lain:
·         Kesinambungan informasi baik di tinggkat hulu maupun hilir. Informasi di tingkat hulu misalnya teknologi dan sarana yang sesuai untuk menghasilkan  produk yang berkualitas. Informasi di tingkat hilir misalnya informasi tentang kebutuhan konsumen dan kualitas produk yag dibutuhkan pasar



Tidak ada komentar:

Posting Komentar